Berita Pascasarjana

Hentikan Dehumanisasi di Syiria

Siaran Pers Puskornas Forsi Himmpas No. 01.B.07.04.17


Sengketa politik antarsaudara yang berkepanjangan di dalam negeri Syiria membawa dampak buruk bagi warga sipil dan harmonisasi perdamaian dunia. Laporan Amnesty Internasional 2016/2017[1] menyatakan bahwa terjadi beragam kejahatan perang dan pelanggaran serius atas hukum Humaniter Internasional serta Hak Asasi Manusia (HAM) dengan adanya impunitas (pelaku kejahatan lolos dari investigasi). Keterlibatan kelompok asing dari luar Syiria seperti IS (Islamic State) dan campur tangan negara lain tak membuat kondisi semakin baik, bahkan lebih parah. Kelompok IS dilaporkan melakukan serangan dan serangkaian pelanggaran kemanusiaan terhadap warga sipil termasuk anak-anak dan wanita dengan melakukan praktik perbudakan serta tindak kekerasan fisik. Pesawat yang diduga berasal dari Rusia dilaporkan melakukan pemboman kepada unit sosial bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni Bulan Sabit Merah Syiria. Serangan yang dilakukan 19 September 2016 tersebut, menghancurkan konvoi truk bantuan dan 18 warga sipil (termasuk pekerja sosial luar negeri) di Urum al-Kubra. Sebelumnya, PBB melaporkan bahwa 44 fasilitas kesehatan diserang pada bulan Juli 2016. Satu rumah sakit bahkan diserang dua kali dalam jangka waktu kurang dari 12 jam

Pada sisi lain, pihak pemerintah yang berkuasa juga melakukan tindakan membabi buta terhadap obyek sipil yang “tertuduh” kontra pemerintah. Tentara pemerintah melakukan pemboman udara, serangan artileri, penangkapan paksa, penahanan yang berkepanjangan tanpa kepastian hukum, serta ekskusi mati tanpa proses peradilan. Pada bulan Juli 2016, pasukan pemerintah memaksa sekitar 275,000 warga sipil terjebak dalam serangan di Aleppo Timur atas dalih pemberantasan pemberontak. Pada bulan Juni 2016, LSM Dokter untuk Hak Asasi Manusia menuduh pasukan pemerintah dan sekutu mereka bertanggung jawab penuh atas 90 persen dari 400 serangan terhadap fasilitas medis dan kematian dari 768 tenaga medis. Catatan lain Amnesty Internasional (2017) dalam “Human Slaughterhouse: Mass Hanging and Extermination at Saydnaya Prison[2]” menjelaskan bahwa kurun 2011-2015 sekitar 13,000 orang yang “dianggap” antipemerintah dihukum gantung dan setiap pekan terdapat 50 orang dari tiap sel tahanan diekskusi tanpa proses peradilan. Pada akhir tahun, konflik telah menyebabkan kematian lebih dari 300,000 orang. Tercatat 6.6 juta penduduk Syiria tertahan di kamp pengungsian dan 4.8 juta orang lainnya mencari perlindungan ke luar negeri. Laporan the Guardian (2016)[3] menyebutkan bahwa angka harapan hidup menurun drastis dari 70 persen pada 2010 menjadi 55.4 persen pada 2015. Kerugian ekonomi secara keseluruhan sebesar $ 255bn atau 175 miliar poundsterling. Selasa (5/4/2017) terjadi serangan oleh pasukan pemerintah dengan menggunakan bahan kimia (poisonous gas) dari atas udara Idlib. Berdasarkan hasil investigasi kantor berita BCC[4] dan CNN[5], diperkirakan bahwa serangan tersebut menewaskan sekitar 70 orang warga sipil, termasuk anak-anak.

Pencemaran moralitas (moral pollution) oleh parapihak yang bersengketa sudah sepatutnya mendapat kecaman keras dari mereka yang masih menyimpan penghargaan terhadap martabat. Sengketa politik Syiria memanglah urusan dalam negeri Syiria, namun rasa sosial dan jiwa kemanusiaan merupakan milik seluruh umat manusia di dunia. Maka daripada itu, Forum Silaturrahmi Himmpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana Indonesia (Forsi Himmpas Indonesia) menyatakan sikap “Mengutuk keras Dehumanisasi dalam sengketa di Syiria”. Pemerintah Republik Indonesia yang berlandaskan “kemanusiaan yang adil dan beradab” (butir ke 2 Pancasila) serta dengan tegas menyatakan “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” (alinea ke-4 pembukaan UUD 1945) hendaknya segera mengambil tindakan konkrit, strategis, dan berkelanjutan untuk menyikapi kondisi ini.

Forsi Himmpas Indonesia mengajak seluruh warga Indonesia untuk berkontribusi aktif dalam penghimpunan dana kemanusiaan untuk Syiria melalui rekening BNI syariah 0526988582 a.n Prasetyo Listiaji QQ Himmpas UGM (konfirmasi ke 085266481830). Mari bersama-sama memanjatkan doa kepada Allah Yang Mahakuasa agar memberikan kelapangan urusan untuk warga Syiria.

Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man-nashir

Bogor, 7 April 2017

Ketua Forsi Himmpas Indonesia

Arief Mulyawan, S.Pi.


Referensi:

[1] Syria: Human slaughterhouse: Mass hangings and extermination at Saydnaya Prison . 7 February 2017, Index number: MDE 24/5415/2017

[2] Amnesty International’s Global State of the World’s Human Rights . 22 February 2017

[3] The Guardian: Report on Syria conflict finds 11.5% of population killed or injured. 11 February 2016

[4] BCC: Syria ‘chemical attack’: What we know. 6 April 2017

[5] CNN: From airstrike to US intervention: How a chemical attack in Syria unfolded. 7 April 2017


credit photo: www.theguardian.com [A man carries a child from a building following a reported barrel bomb attack by Syrian government forces on Aleppo. Some 50,000 people have fled the recent upsurge in fighting there.] Photograph: Karam Al-Masri/AFP/Getty

Berbagi Informasi

Leave a Reply

Your email address will not be published.